Sebagai seorang pria yang telah hidup sejak zaman komunikasi menggunakan kertas dan tulisan tangan, hingga zaman berkomunikasi jarak jauh dengan satu klik saja, gue bisa ngeliat perbedaan dunia. Sisi yang paling terlihat jelas adalah, bagaimana perkembangan teknologi mampu mengubah cara hidup orang, atau bahkan sifat orang.
Dari yang dulunya harus mengetuk pintu rumah untuk bertemu teman, sekarang bisa dengan mudah mengobrol dengan mereka melalui layar gadget. Dari yang dulunya harus menunggu satu minggu hanya untuk mendapat balasan surat dari teman, sekarang cukup nunggu beberapa detik, pesan kita sudah terbalaskan.
Gue jadi kebayang, gimana repotnya mau PDKT kalo pake surat yang dikirim via post. Misal, ngirim surat cuma berisi, �Kamu udah makan belum?� Karena lamanya surat itu nyampe, endingnya kita dapet balasan, �Aku udah makan, udah nikah, dan sekarang udah punya anak. Kamu?�
Syukurlah, banyak inovasi dalam teknologi yang sudah tercipta di zaman ini, sehingga hidup kita sangat termudahkan olehnya. Namun, mungkin kita perlu tau gimana sih, awalnya teknologi-teknologi itu tercipta?
Yuk kita simak beberapa versi awal dari gadget/teknologi yang kita pakai sekarang!
Kamera
Kemarin sempat nongol MEME yang membuat kepala migren. Begini:
Iya, kalo itu kamera pertama di Bumi, lalu yang dipake buat motret tuh kamera, apaan??
Tenang, gue udah tau jawabannya. Yang di foto di atas, bukanlah kamera pertama di Bumi, melainkan kamera terbesar di Bumi pada saat itu. Sedangkan kamera pertama itu begini bentuknya:
Kamera pertama ini ditemukan oleh Johann Zahn, pada taun 1685. Bentuknya pun masih sangat sederhana dan ukurannya cukup gede. Mungkin kalo bentuk kameranya selalu begini, orang-orang yang hobi selfi, otot bisepnya bakal gede-gede.
GPS
Zaman sekarang, mau pergi ke manapun, kita nggak perlu takut nyasar selama masih dapet sinyal satelit, karena udah ada GPS (Global Positioning System). Bahkan, semua smartphone zaman sekarang udah ada aplikasi semacam ini, sehingga proses navigasi juga jadi sangat mudah.
Gambar di atas adalah prototipe GPS pertama di dunia, yang diperkenalkan pada tahun 1932. Iya, pada zaman itu, kita belum punya koneksi internet dan satelit, sehingga GPS di atas masih sangat manual.
Cara kerjanya, seperti semacam selembar peta yang digerakkan oleh mesin yang dihubungkan ke mesin mobil. Ribet ya?
Telepon
Ini salah satu penemuan yang paling mengubah dunia. Di mana berkat lancarnya komunikasi jarak jauh, manusia jadi semakin mudah dan cepat dalam menerima informasi.
Tapi, telepon pertama yang diciptakan Om Alexander Graham Bell itu nggak sesimpel telepon yang sekarang. Bentuknya masih sangat rumit, dengan fitur yang terbatas. Iya, cuma bisa nelpon 2 arah doang. Belum nomor-nomoran, atau conference call.
Btw, ada yang belum tahu kah kenapa sampai sekarang orang kalau nelpon selalu bilang �Hello?�
Bukan.. Awalnya, Hello itu bukan bertujuan untuk menyapa, tapi Hello itu adalah nama pacar Om Graham Bell yang dia telepon saat mendemokan penemuannya ke publik. Gara-gara hal itu, orang lain jadi ikut-ikutan make �Hello� buat memulai pembicaraan saat menelpon. Mungkin, di tahun 1876 orang-orang mengira, �Hello� itu adalah sebuah mantra biar bisa ngomong sama orang yang berada di jauh sana.
Tapi ada yang bilang, istilah Hello ditemukan oleh Thomas Alva Edison. Ntah lah.. Mana yang benar. Sampai sekarang juga masih misteri, penemu lampu itu Thomas Alva Edison, atau Tesla.
Tapi ada yang bilang, istilah Hello ditemukan oleh Thomas Alva Edison. Ntah lah.. Mana yang benar. Sampai sekarang juga masih misteri, penemu lampu itu Thomas Alva Edison, atau Tesla.
Surat Menyurat
Berkirim teks sekarang sudah sangat mudah. Bahkan, di beberapa smartphone, kita nggak perlu ngetik. Kita cuma perlu mendikte, dan smartphone bakal menuliskan apa yang kita katakan, lalu mengirimkan surat itu. Di zaman ini, selain teks, kita juga udah bisa ngirim file foto atau file lain via email/chat.
Ini bukan alat pencetak dodol.
Tapi versi awal dari pengiriman teks itu dicetuskan oleh alat ini. Iya, telegram dikembangkan di Amerika Serikat oleh Samuel Morse dan asistennya, Alfred Vail, pada tahun 1837. Mungkin sebagian dari kita bingung, �Kok bentuknya kayak staples? Kok cuma ada satu tombol? Kok nggak ada abjadnya?�
Nah, di zaman itu, mengirim teks bukan diproses menggunakan huruf alphabet, melainkan menggunakan sandi morse. Di mana setiap huruf diwakili dengan kode titik maupun garis panjang. Gue masih nggak kebayang, gimana repotnya para alay kalo mau nulis pake sandi morse.
Nah, itu sebagian dari inovasi yang udah mengubah dunia karena kekreativan penemunya. Bisakah kita seperti mereka? Gue pikir, bisa.
Lihat deh, zaman sekarang masih banyak kok inovasi-inovasi yang bisa mempermudah atau berguna bagi orang banyak. Misalnya, aplikasi ojek online yang bisa dengan mudah mencarikan tukang ojek bagi yang butuh. Atau, website online store, yang membuat orang bisa belanja dari rumah. Iya, kita nggak perlu mikirin teknologi atau alat yang rumit-rumit kayak di foto-foto atas. Yang kita perlukan hanyalah merenung, lalu mencoba mengerti keresahan apa yang dialami oleh orang zaman sekarang. Lalu, ciptakan pengobat dari keresahan itu.
Sebagai referensi, berikut gue sampein beberapa inovasi kreatif juara kompetisi Black Innovation di tahun-tahun kemarin:
AUTOLAMP (PACKAGING LAMPU)
by Deden Jaya Somantri
Inovasi ini berawal dari pengalaman pribadi sang inovator yaitu ketika ia membeli lampu dan memintanya untuk mengetes terlebih dahulu. Ketika si pemilik warung mencoba untuk mengeluarkan lampu itu dari kotak packaging, tiba-tiba lampu jatuh dan pecah begitu saja dikarenakan kesulitan untuk membuka kotak tersebut.
Dari pengalaman itulah penemu termotivasi untuk mendesain ulang packaging lampu agar lebih mudah untuk pengetesan. Desain menggunakan sistem sliding untuk cara membuka dan menutupnya. Di samping itu, konsep packaging dibuat multifungsi sehingga bisa berguna menjadi lampu tidur dan dudukan hiasan lampu unik.
Dengan konsep baru packaging lampu ini juga bisa mengurangi jumlah sampah sekaligus bermanfaat untuk pelestarian lingkungan.
Ecobata
by Rina Nurhayati
Ecobata adalah sebuah inovasi bentuk baru dari batu bata yang bisa menghemat penggunaan semen. Teknik semen yang digunakan di eco bata adalah vertical cementing yaitu mengisi semen di dalam rongga ecobata.
Ecobata dapat disusun seperti lego hingga saling mengunci pergerakan antara satu sama lain. Selain itu, rongga tengah ecobata dapat dimanfaatkan dan dikreasikan untuk instalasi kabel listrik, instalasi pipa air, dan juga ventilasi udara.
Fungsi lain dari Ecobata adalah sebagai aksesori seperti pot bunga, pijakan cantik di tengah taman, bahkan pijakan refleksi untuk telapak kaki.
Nggak ribet, tapi berguna kan? Untuk referensi inovasi lain, bisa lo cek langsung ke webnya BLACK INNOVATION ya!
Oh iya, kalo lo udah tercetus ide untuk menciptakan sebuah inovasi yang bisa membantu atau berguna buat banyak orang, ikutan kompetisi serupa tahun ini yuk! Submit aja ide lo di BLACK INNOVATION.
Soalnya, dengan mengikuti kompetisi ini, ide lo nggak cuma bakal jadi ide basi tapi bisa menjadi ide yang menghasilkan. Black Innovation udah nyiapin banyak hadiah buat pemenang kompetisi ini:
- 3 Orang Pemenang akan mendapatkan uang masing-masing Rp.20 juta.
- Juara Favorit dengan vote terbanyak akan mendapatkan uang Rp.10 juta.
- 10 Orang Lucky Voters akan mendapatkan uang masing-masing Rp. 500 ribu.
Seru abis kan? Model ide doang, bisa dapet uang jutaan!
Oke.. Itu aja dulu info untuk hari ini. Sampai jumpa di postingan berikutnya. Makasih buat yang udah baca. Menurut lo, mana dari penemuan-penemuan di atas yang paling berguna buat lo sekarang?
0 Comments
Post a Comment